Cerdas didunia maya, gimana caranya?
Viralnya video suicide live di Facebook beberapa
waktu lalu membuat saya mempertanyakan kewarasan para netizen didunia maya. Apa
udah segitu dungunya ya para pengguna internet di Indonesia ? sampe hal kayak
gitu pun dishare. Manfaatnya apa?
Urusan beli smartphone seri terbaru dan tercanggih, orang
Indonesia mah gak usah ditanya. Tapi urusan cerdas dalam berinternet,
menyedihkan lah pokoknya, masih terjebak di era kegelapan.
Udah melek internet ternyata gak otomatis jadi pinter ya, malah ada
yang tambah downgrade. Internet bukannya digunain buat nambah ilmu pengetahuan,
malah buat debat kusir sama para troll di dunia maya.
Buat nyebar fitnah, menyebar kebencian, nyebar informasi palsu.
Kirain pesan berantai “sebarkan ini ke sepuluh orang temanmu,
kalau tidak…” cuma eksis dijaman 90an. Ternyata di era internet justru semakin
“seksi”, dalam hitungan menit ratusan pesan pun tersebar. Yang nyebar pun bukan
lagi bapak bapak ibu ibu setengah baya yang mengenyam pendidikan cuma sampai
SD, hingga bisa dimaklumi kenapa mereka gampang “mengunyah” informasi semacam
itu. Tapi juga mereka yang berlatar sarjana, dan bahkan mungkin guru/dosen kita
sendiri. Bukti bahwa tingkat pendidikan tinggi tidak lantas membuat seseorang
imun dari informasi menyesatkan.
Jadi pinter itu gak cuma diperlukan didunia nyata, didunia maya
juga perlu, malah harus. Ini beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk cerdas
di dunia digital.
1. Hati hati dalam membagi berita, artikel, atau apapun itu
yang kamu temukan diberanda Facebook ato timeline. Liat dulu itu sumber
artikelnya darimana. Kalo dari blog ecek ecek, apalagi yang domain gratisan ya
perlu “diendus endus” lagi keabsahan isinya. Bukan berarti website yang keliatan
bonafide harus langsung dipercaya ya.
2. Sebelum membagi informasi di media sosial,
coba tanyakan lagi, apa benefitnya kira kira buat teman teman/followers kamu? Apakah isinya akan menginspirasi, memotivasi, menyemangat ato malah nakut
nakutin, bikin down, atau malah bikin followers kamu berantem dan berdebat.
3. Dalam bersosmed,
hindari berteman sama orang orang sumbu pendek, provokatif, pembenci, galauers,
alayers, tukang pamer, dan segala jenis manusia yang didunia nyata pun kamu
males deketan sama tipikal orang kayak gini. Biar apa ? ya biar gak ketularan.
You are who your friends are itu juga berlaku didunia maya. Kalo kamu ngefollow
orang orang yang positif, pasti kamu
juga ketularan baik baiknya.
4. Hindari berdebat didunia maya. It’s not worth membuang
buang waktu kamu berdebat sama orang orang gak jelas identitasnya didunia maya,
apalagi yang didebatin soal artis. Seriously ?
5. Gak suka, secukupnya aja
Menjadi pembenci di dunia maya itu sangat berpotensi
menjadikan kita Illiterate. Gampang percaya informasi
yang beredar tentang orang yang bersangkutan, sekalipun itu keliru. Hobi ngejelek
jelekin sampe menyerang personal, istilahnya Ad hominem attack.
Kalo udah tingkat parah bisa sampe nyebar nyebarin fitnah, ato
ngajak ngajak orang lain buat ikut membenci. Ya kayak sekarang yang
sering kita liat bertebaran di sosial media. Yang gak suka A, B, C, dan
lain lain, rela menghabiskan waktu berjam jam buat ngikutin berita terupdate
dari yang dibenci cuma buat dihina hina, dijelek jelekin, diketawaain,
diejek ejek.
Iya, Cuma gara gara kebencian bisa berpotensi bikin
otak tumpul dan menjadi si bodoh di dunia maya. Lagian gak capek apa ngabis ngabisin energi ngurusin orang
yang gak disukai? Itu benci apa diam diam cinta?.
6. Gunakan sosial media untuk hal positif
Misalnya, jualan online, belajar pengetahuan baru ato
ngeblog. Selain postif juga bisa ngasilin duit. Percaya deh, kalo kamu
menggunakan internet untuk hal hal bermanfaat, you’ll feel better
Dibanding yang ngabisin waktu buat gosipin orang di sosmed ato debat kusir sama
anonim d dunia maya tentang politik.
Itulah 6 tips simple yang bisa kita lakukan untuk cerdas dan
menjaga ke”waras”an didunia maya. Keliatannya sih simple, tapi prakteknya susah.
Saya sendiri sampai saat ini juga masih belajar jadi cerdas di dunia digital.
Manfaatkanlah kemajuan teknologi untuk kebaikan kita. Buat
tambah pinter, tambah cerdas, tambah dewasa. Bukan malah bikin jadi tambah
jeblok dibanding sebelum kenal internet.