Pengalaman mengikuti seleksi CPNS Kemenag 2019 (part 2)

Memasuki ruang ujian, kami disambut oleh lagu Adele. Lumayan bikin rileks dan gak berasa kayak mau ujian SKD. Saya dapat meja paling depan pojok kiri dan sendirian. Gak ada temen sebangku kayak di meja lain. Tapi saya seneng sih soalnya bisa lebih fokus ngerjain soal tanpa terganggu aktivitas di meja sebelah saya. Sebelum ujian, panitianya memberikan instruksi apa yang harus diisi saat login. Yaitu NIK,nomor peserta, nomor PIN peserta, dan nomor PIN sesi. NIK dan nomor peserta sudah tertera di kartu ujian kita. Sedangkan PIN dan PIN sesi akan diberikan saat ujian. Untuk penulisan nomor peserta tanpa tanda strip ya saat login nanti. Sebelum login teliti lagi apakah ketikan angkanya sudah benar. Kalau semuanya udah benar tapi gak bisa login, kita bisa memanggil panitia dengan mengangkat tangan, tidak perlu bersuara.

Saya bisa login dengan lancar dan tanpa buang banyak waktu langsung mengerjakan soal nomor 1. Saya mengerjakan secara berurutan mulai dari nomor 1 sampai 100. Walaupun banyak yang menyarankan kalau mengerjakan TKP lebih dulu, tapi saya lebih nyaman dan cocok mengerjakan berurutan. Kalau ada soal yang saya gak ngerti langsung skip. Jangan membuang waktu untuk berkutat di satu soal lebih dari 1 menit. Waktu pengerjaan hanya 90 menit dengan jumlah soal 100. Bayangin kalau tiap soal perlu waktu semenit, pasti kamu kehabisan waktu. Jadi usahakan bisa menjawab soal kurang dari 1 menit. Kalau gak bisa, langsung skip.

Di 10 menit pertama semuanya lancar, sampai saya klik untuk menjawab soal berikutnya, tenyata loading. Kursornya muter muter. Saya langsung gugup tapi ternyata yang ngalamin bukan saya sendiri. Semua peserta juga mengalami masalah yang sama. Akhirnya panitia menyuruh kami menutup browser dan menunggu kurang lebih 1 menitan.  Waktu jeda ini saya gunakan untuk menghitung soal pecahan karena saya sudah sampai mengerjakan soal TIU sebelum jaringannya mandek.  Setelah jaringannya beres, kami pun melanjutkan mengerjakan soal. Saat re-start ini pengerjaan soal tidak diulang lagi dari awal, tapi dari nomor terakhir yang kita kerjakan. Untungnya setelah itu tidak ada insiden lagi sampai ujian berakhir.

Saya mendapat soal yang untungnya gak panjang. Padahal saya sudah menyiapkan diri membaca  soal soal panjang. Karena berdasarkan FR teman teman yang sudah ujian, soal TWK panjang panjang kayak lagi baca koran.  Mayoritas soal TWK yang saya temui kebanyakan hanya 3 sampai 4 paragraf panjangnya. Saya mendapat soal sejarah tentang BPUPKI, peran presiden Soekarno dalam persiapan kemerdekaan, contoh sikap nasionalisme, serta beberapa soal tentang amandemen UUD yang berkaitan dengan DPR, bentuk pelestarian budaya. Itu aja sih yang saya ingat. Yang pasti masih bisa dinalar kok. Asal sering sering baca dan tanggap dengan isu sosial politik budaya di Indonesia.
Untuk soal Tes Intelegensia Umum. Saya dapat banyak soal figural dan deret. Kebetulan saya suka dua jenis soal tersebut, makanya saya maksimalkan mencapai poin tinggi disitu. Kebetulan juga soal figural lumayan banyak dan mudah dibanding soal soal latihan yang pernah saya kerjakan. Untuk soal deret, angkanya ada yang sampai ribuan dan belasan ribu. Mengerjakan soal deret ini cukup menyita waktu. Kalau udah mentok biasanya saya melhat dari pilihan jawaban. Selama polanya udah ketemu, saya tinggal hitung angka angka yang ada di pihan jawaban. Selain figural dan deret, saya dapat hitungan pecahan sederhana, perbandingan berbalik nilai, penalaran analitis seperti lapak pedagang makanan A ada di seberang pedagang apa? Soal analogi dan silogisme juga lumayan mudah dibanding yang sudah pernah saya pelajari. Alhamdulillah untuk TIU saya dapat nilai 105.

Untuk TKP, di tahun ini ada clue di bagian atas soal tentang aspek apa yang sedang dibahas. Ada beberapa aspek pada soal TKP yaitu profesionalisme, jejaring kerja, teknologi informasi,pelayanan publik, sosial budaya, dan lain lain. Dengan petunjuk itu, kita jadi lebih mudah mencari jawaban yang layak sesuai yang diinginkan soal. Misalnya yang ditanyakan aspek profesionalisme, ya tinggal cari aja jawaban mana yang mencerminkan sikap profesionalisme. Tapi gak segampang itu, karena pilihan jawabannya mirip mirip. Dari 5 pilihan jawaban, biasanya ada 3 jawaban soal yang mirip. Pinter pinter kita aja membaca apa yang dimaksud di soal tersebut.

Saya mengerjakan sampai nomor 100 dalam waktu kurang lebih 1 jam. 15 menit berikutnya saya gunakan buat mengisi jawaban yang masih kosong. 15 menit terakhir buat ngecek jawaban. Tapi gak bisa semuanya sih saya cek, soalnya udah pusing mata saya liatin  layar komputer. Tips, catat nomor soal yang kamu masih ragu sama jawabannya di lembar kertas yang disediakan. Biar bisa cek ulang dengan gampang, gak perlu satu persatu baca lagi soalnya.

Waktu ujian SKD pun berakhir. Saya dapat skor 311. Dengan rincian TWK 75, TIU 105, TKP 131.Lucunya, saya malah gak tau kalo lulus. Sampai teman di sebelah saya nanyain berapa skor saya. "lah itu kamu lulus mba", katanya. Sampai keluar ruangan saya masih antara yakin dan gak yakin kalo lulus. Sampe saya googling lagi berapa nilai passing grade masing masing barulah saya percaya kalo lulus. Hahaha...

Skor yang saya dapat memang terbilang rendah, saya gak yakin bisa melaju ke SKB karena saingan saya ada 500an. Untuk skor SKD tahun 2019/2020 ini banyak yang mendapat skor tinggi dibanding SKD tahun 2018 kemaren. Karena passing grade diturunkan dan tingkat kesulitan soal juga sedikit lebih mudah dibanding tahun kemaren.

Walaupun mendapat skor mepet PG, tapi saya tetap bahagia dan bersyukur. Apalagi mengingat persiapan belajar saya yang males malesan. Mungkin karena  jeda antara pengumuman administrasi yang cukup lama sekitar 2 bulan membuat semangat saya makin lama makin turun. Saya latihan soal dari ebook dan youtube. Kebanyakan dari youtube sih karena saya males baca materi. haha...Saya gak menghafal undang undang.Gak serajin itu soalnya. Yang penting cukup tau pasal pasal yang penting sesuai dengan kisi kisi TWK. Misalnya tentang nasionalisme, bela negara, cari tau pasal yang memuat nasionalisme pasal berapa dan isinya apa. Kayak gitu aja. Saya lebih memilih mempertajam skill menghitung dan menghafal pecahan istimewa untuk menjawab soal soal TIU.

Itulah pengalaman saya ikut ujian SKD Kementerian Agama tahun 2019/2020. Buat yang udah lulus, selamat. Buat yang udah lulus tapi nilainya mepet passing grade, tetap semangat yaa. Tidak ada perjuangan yang sia sia. Tetap hargai berapapun skor yang kamu dapatkan. Hargai usahamu. Jangan mengecilkan diri sendiri. Buat yang belum tes, selamat belajar. Jangan terlalu terpaku dengan FR yang beredar.  Jangan telan mentah mentah kalo ada yang bilang gak perlu belajar pasal pasal, sejarah, dll karena setiap orang mendapat soal yang berbeda. Cari informasi sebanyak-banyaknya dan latihan sesering mungkin.

Selamat berjuang teman teman :)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

About Me

 An introverted overthinker who like to speak her mind through Blog, Instagram, and Twitter