Review film Train to Busan
Yang pertama terlintas di pikiran kalian pas baca judul artikel ini pasti adalah “Telaaat woy, fillmnya udah dari kapan tau, reviewnya baru sekarang.” Well, sebagai pembelaan, saya bukan orang yang hobi nonton film. Film Pengabdi Setan aja nontonnya baru awal taun ini di Iflix (tengkyu Iflix). So, sebagai orang yang gak doyan film, nonton film yang boomingnya udah dari 2 taun lalu sekarang, sah sah aja kan?
Oke, jadi ceritanya begitu jalan jalan ke Iflix, nemulah
film ini di “Rekomendasi”, ya udah karena emang gak nemu yang seru, akhirnya
iseng aja nontonnya, dengan zero ekspektasi. Turns out, film ini berhasil bikin
saya geregetan dan emosi teraduk aduk. Premisnya sederhana, tentang serangan
zombie di sebuah kota, ya samalah kayak di film film zombie lainnya. Tapi di
film ini berfokus pada serangan zombie ketika berada di dalam kereta. What would you do if you’re trapped in the
train with zombies? Kurang lebih gitulah isi film ini.
Pemeran utama, Seok Woo (diperankan oleh Gong Yoo) adalah seorang ayah yang
super sibuk, dan sudah bercerai dengan istrinya. Di hari ulang tahun si putri
tercinta, Soo Ann, sang anak ingin bertemu ibunya di Busan sebagai kado ulang tahun. Awalnya Seok Woo berat
hati meluluskan permintaan anaknya. Setelah merengek rengek, akhirnya Seok Woo
luluh dan bersedia menemani Soo Ann
untuk berangkat ke Busan menemui sang ibu. Dan dari sinilah mimpi buruk itu bermula.
Selain Seok Woo dan Soo Ann, tokoh lain yang diceritakan
dalam film ini ada pasangan suami istri, Sang Hwa dan Sung Gyeong. Ada pasangan
kekasih remaja SMA, Young Guk dan Jin Hee. Ada sepasang nenek nenek bersaudara.
Seorang gelandangan. Serta seorang
eksekutif paruh baya yang karakternya cukup penting dalam membolak balik emosi
penonton. Semua karakter ini saya pikir akan survive, tapi ternyata mereka
menemui ajal, takdirnya masing
masing di pertengahan cerita.
Ketegangan di film ini dimulai dari menit 20an. Diawali dari
suasana ketika kereta bersiap meninggalkan stasiun, ada seorang perempuan yang
tanpa sepengetahuan petugas nyelonong masuk kedalam kereta yang sudah akan
berangkat. Dari sinilah bencana itu dimulai. Si perempuan asing yang sudah terinfeksi ini menggigit salah satu petugas, dan dalam hitungan menit terror menyerang didalam
kereta menuju Busan itu. Selanjutnya bisa ditebak, serangan zombie merebak di dalam
kereta sampai ke gerbong dimana Soo an dan ayahnya berada.
Setelah menonton film ini,ada beberapa adegan yang berkesan bagi saya dan sayang rasanya kalo gak ditulis. So, inilah beberapa adegan yang saya tulis berdasarkan kategori masing masing.
Kategori : Tersedih
Adegan ini bisa dibilang adegan yang mengiris hati buat
saya, dimana Sang Hwa mengorbankan diri demi menyelamatkan istri dan survivor
lain yang masih tersisa agar bisa lari ke gerbong lain yang masih steril dari
zombie. Ini adegan yang bikin saya sedih karena saya ngarepnya dia bisa jadi partner Seok Woo dalam bertarung dengan zombie zombie itu sampai akhir cerita.
Kategori : Ter unbelieveable
Karakter Sung Gyeong yang diceritakan hamil tapi kuat berlari
sungguh unbelieveable buat orang awam kayak saya. Emang sih kadang ada adegan dia meringis kesakitan
sambil megang perut pas lari, tapi tetep aja dia bisa lari dengan kecepatan yang hampir sama dengan si tokoh utama. Sungguh kehebatan yang haqiqi.
Tapi Gal Gadot aja bisa syuting Wonder Woman yang penuh adegan action dalam
keadaah hamil. Jadi kalo hamil bisa lari lari dengan lincah, no problemo lah
yaa..
Kategori : Terngeri
Gimana rasanya ngejar kereta sementara di belakang ada ratusan zombie haus darah yang juga
mengejar ngejar kamu ? Adegan dikejar zombie udah sering banget saya liat di
tiap film bertema ini. Tapi baru di film Train to Busan saya merinding sampe
perut kram saking ngeri ngeri gemes liat adegan kejar kejaran para survivors dan zombie. Begitu berhasil
naik ke kereta, tuh para zombie masih
sempet sempetnya megangin tiang kereta dan ikut terbawa bersama laju kereta. Di
sini perut saya (kembali) berasa diaduk aduk nontonnya, gimana kalo mereka
berhasil manjat dan ikutan naik ke kereta, habislah.Tapi untungnya dengan
kekuatan kaki babang Gong Yoo yang menginjak injak tangan zombie, akhirnya lepas
juga. Walopun akhirnya tetep gak selamat
karena surprisingly ada satu lagi
zombie nyempil di ruang masinis.
Kategori: Tergeregetan
Si bapak eksekutif paruh baya ini sungguh bikin saya gemes
karena karakternya yang egois dan sudah menumbalkan beberapa orang demi
menyelamatkan dirinya dari serangan zombie. Bisa dmaklumi sih di saat saat
genting kayak gitu pasti mikirin keselamatan diri sendiri, bodo amat sama orang
lain. Tapi gemesnya di antara orang orang yang dia tumbalin ini adalah orang
orang yang udah nolongin dia, eeh malah air susu dibalas air tuba endingnya.
Kzl…
Karakter si bapak ini juga surprisingly bisa bertahan sampai
menjelang akhir cerita, walopun akhirnya ya kena gigit juga sih. Tapi gak
nyangka aja kirain dia bakal mati di awal awal ato pertengahan film gitu lah,
karena di beberapa adegan dia udah di ujung tanduk banget tapi ternyata masih
selamat. Sighhh…
Kategori: Tersedih part 2
Warning : Mengandung Spoiler
Kalo di film zombie kebanyakan, si tokoh utama bisa survive.
Film zombie Korea beda doongg, tokoh utamanya kena gigit si bapak eksekuitf
paruh baya yang sudah terinfeksi virus zombie. Duuh , teriris iris rasanya nonton adegan pertarungan Seok Woo demi
melindungi anaknya dan si bumil. Hikss. Di akhir
cerita digambarkan Seok Woo berubah menjadi zombie dan terjun dari gerbong
kereta.
Pada akhirnya, survivor dari serangan zombie di kereta itu
cuma 2 orang, Soo An dan Sung Gyeong. Cukup diluar dugaan menurut saya karena
saya pikir si tokoh utama pasti selamat, tapi di film ini formula itu tidak
berlaku.
So far buat saya film ini sangat layak tonton lah. Di awal
awal mungkin terbilang boring, tapi begitu masuk menit 20an sampe selesai,
tensi ceritanya terus meningkat. Dan baru kali ini juga saya nonton film zombie
dan ikutan frustasi. Mungkin karena di film ini ngelawan zombienya bener bener
pake peralatan seadanya, gak pake senjata macam Resident Evil, jadi tegangnya
berasa. Buat kamu yang belum nonton, wajib nonton deh. Saya aja yang gak demen Korea mendadak jadi kesengsem sama kang mas Gong Yoo gara gara film ini.
Nilai
8,5 dari 10
Nilai
8,5 dari 10